Jumat, 04 April 2008

Tak Pernah Cukup

Kadang aku harus mengucapkan apa?
Berterim kasih tasa semua yang kamu lakukan?
Tapi lalu semua kata trebang entah kemana,
Secepat datangnya keribaan.
Bagaimana aku bisa cukup berterima kasih,
Pada orang yang membuat hidupku lengkap,
Pada orang yang memberikan anugrah,
Yang membuat jiwaku terbentuk mantap.
Orang yang menyelimutiku tiap malam,
Orang yang menghentikan tangisku,
Orang yang ahli menelanjangi kebohonganku.
Oarng yang mengantarkanku kekebahagiaan,
Dan melewati hari-hari sepi seorang diri.
Namun ajaib tersenyum kembali,
Saat aku pulang sore hari.
Orang yang bersedia berkorban,
Untuk selalu mendahulukanku.
Yang membiarkanku menguji sayap patahku,
Meski menyakitkan baginya.
Yang mewarnai bak pelangi,
Saat dipenuhi kegelapan mimpi.
Yang dengan terang menjelaskan lagi,
Saat kenyataan terbagi.
Adakah kata-kata yang tepat?
Bagiku pertanyaan ini tak mudah.
Apapun yang ingi aku katakan-sangat sesat,
Terasa tak pernah sudah.
Cara apa yang ada untuk berterima kasih?
Bagi hatimu, keringatmu, air matamu.
Bagi sepuluh ribu hal kecil.
Bagi, oh!!!!!Tak terhitung banyaknya usiamu.
Bagi kerelaanmu berubah bersamaku,
Menerima semua kesalahanku.
Tidak mencintai karena terpaksa,
Tapi mencintai "hanya karena".
Karena tak pernah putus asa padaku,
Walau sudah kehilangan akalmu,
Karena selalu bangga padaku,
Karena menjadi sahabatku.
Dan Karena itu aku sadar,
Satu-satunya cara mengatakan,
Satu-satunya berterima kasih yang bukan sekedar,
Hanya jelas dalam satu ungkapan.
Tataplah aku didepanmu,
Lihat aku menjadi apa.
Apakah kau lihat dirimu dalam diriku?
Tugas yang telah kau lakukan?
Semua harapan dan mimpimu,
Kekuatan yang tak terlihat siapapun,
Peralihan selama bertahun-tahun,
Yang terbaik darimu ada dalam diriku.
Terima kasi atas semua anugrahmu,
Untuk semua yang kau lakukan,
Terima kasih IBU.
Karena membuat mimpi menjadi kenyataan.

Tidak ada komentar: